
Mitra Arta - Harga properti di Yogyakarta terus melambung khususnya kawasan kota dan seputaran ringroad yang menjadi favorit warga.
Dalam setahun, harga tanah dan bangunan cenderung naik rata-rata 20%. Karena ada kecenderungan selalu mengalami kenaikan, maka para pengembang mulai bergeser dan mengalihkan lokasi pendirian perumahan mereka di daerah pinggiran.
Kawasan Pajangan, Prambanan, Piyungan, Godean dan Jalan Kaliurang serta sekitarnya mulai diincar oleh pengembang. Pertimbangannya, agar harga bisa terjangkau oleh masyarakat. Harga perumahan mulai terkerek naik seperti di kawasan Kasongan dengan tipe 45 - tipe 54 sudah di kisaran harga Rp500 juta hingga Rp750 juta.
Di kawasan Jalan Kaliurang rumah tipe 76 sudah di atas Rp600 juta. Dan di Jalan Wonosari seputaran Piyungan sudah mencapai Rp350 juta ke atas. Presiden Direktur PT Sumber Baru Residence, Hendra Kurniawan mengatakan, harga perumahan dari tahun ke tahun berpotensi mengalami kenaikan 20%.
Sehingga menurutnya investasi properti diperkirakan akan kembali dalam waktu 5 tahun. Selain memiliki potensi dana kembali dalam waktu singkat, DIY juga memiliki kelebihan tersendiri. “DIY masih dipandang sebagai Kota Pensiun. Banyak orang yang ingin tempat tinggal di masa depan,” tuturnya.
Ia sendiri kini tengah fokus mengembangkan lima lokasi untuk mendirikan perumahan kelas premium dengan harga Rp1,5 miliar hingga Rp3 miliar. Selama ini, lanjutnya, pembeli perumahan yang ia kembangkan justru lebih banyak dari luar DIY ketimbang dari DIY.
Komposisi pembeli saat ini 70% dari luar DIY dan DIY sebanyak 30%. Dan sebagian besar, pembelian perumahan dari orang luar DIY tersebut tujuannya untuk investasi. Di mana mereka membeli perumahan dengan tujuan untuk disewakan kembali kepada orang yang membutuhkan. Investasi di bidang perumahan ini memang cukup menjanjikan karena selain mendapatkan rumah juga akan mendapatkan pemasukan.
“Seperti perumahan saya di Sewon, sewanya Rp100 juta setahun. Lima tahun harganya sudah dua kali lipat dan dapat tambahan pendapatan,” paparnya.
Ketua Bidang Organisasi dan Humas Dewan Pengurus Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Yogyakarta, Ilham Nur Muhammad mengakui harga tanah di wilayah DIY cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Rata-rata per tahun terjadi kenaikan sekitar 20%.
Hal ini selain menjadi kelemahan juga kelebihan. “Karena harga tanah naik, maka pengembangan rumah murah nanti hanya di spotspot tertentu,” tambahnya.
Sumber: economy.okezone
Comentarios