
Mitra ArTa - Pernah bangkrut menjalani usaha tak lantas membuat seorang Ikhtiary Gilang, warga Bekasi putus asa. Justru, dari kegagalan itu Gilang kini bisa menjalankan bisnis dengan omzet di atas Rp 20 juta sebulan dengan menjual cemilan soes kering bermerek Breakday.
Gilang bercerita, di penghujung 2014 lalu menjalani bisnis usaha bakso. Kala itu, ia memiliki lima gerobak yang dijalankan oleh pegawainya. Tak main-main, modal yang ia keluarkan untuk menjalankan saat itu sampai Rp 60 juta yang berasal dari modal patungan rekannya. Namun, bisnis itu hanya berjalan tiga bulan.
"Saya usaha bakso dengan modal kurang lebih Rp 60 juta sampai Rp 70 juta, dan itu nggak sampai 3 bulan collapse semuanya," katanya kepada detikcom, Kamis lalu (30/1/2020).
Hingga akhirnya, hanya tersisa uang Rp 100 ribu di genggaman Gilang. Tapi, Gilang memang sedari kecil ingin mandiri dan ingin hidup dari berbisnis. Ia tetap berniat bisnis walaupun sudah gagal.
Di saat bersamaan, Gilang yang juga memiliki rekan dalam kondisi sulit karena diberhentikan oleh kantornya. Teman Gilang, yang juga penyandang modal usaha bakso juga punya uang Rp 100 ribu.
"Akhirnya ya udah gue (saya) punya Rp 100 ribu, dia punya Rp 100 ribu, usaha apa ya," katanya.

Dari modal Rp 200 ribu itu, ia pun cari barang untuk diputar menjadi uang. Kebetulan, saat itu jajanan soes kering booming di kantor salah seorang temannya. Ia pun mencari penjual soes kering itu dan ia jual lagi dengan brand miliknya.
"Awalnya jualan dari toples, kita beli kiloan masukin toples dijualin kantor bapak, ibu, ternyata lama-lama peminatnya banyak," terangnya.
"Sebulan usaha, saya coba cari bosnya yang punya pabrik, dan saya ajak kerja sama dia, kebetulan dia mau ketemu sama saya, akhirnya saya dikasih jalan, ya udah kami pakai brand kami sendiri," paparnya.
Bisnis Gilang pun terus berkembang sampai sekarang. Ia kini menggandeng produsen soes kering lain untuk menjalankan Breakday.
Bisnis yang mulanya hanya mampu menjual kurang dari 100 item per bulannya, kini melesat lebih 1.000 item tiap bulan.
Pemasaran yang mulanya melalui online di Instagram @breakdaysnack, kini merambah ke offline di pusat oleh-oleh. Bahkan, ia mendapat kesempatan dari pemerintah untuk study banding ke China dan mengekspor pertama kalinya di negara Tirai Bambu tersebut.
Jajanan yang dijual dengan harga Rp 17 ribu sampai Rp 24 ribu ini mampu menghasilkan omzet di atas Rp 20 juta.
"(Omzet di atas Rp 20 juta?) Insyaallah," katanya.
Gilang tak ingin sukses sendiri. Dirinya pun juga membuka kemitraan untuk menjadi reseller atau agen. Untuk bermitra dengannya, cukup menghubungi admin di Instagram Breakday.
"Nanti admin akan menjelaskan ada yang reseller, menjadi agen, biasanya gitu," ujarnya.
Sumber: Mitra ArTa
Comments